Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Pola Asuh terhadap Prevalensi Stunting pada Balita di Bima-NTB
DOI:
https://doi.org/10.59613/4pe20061Keywords:
status sosial ekonomi, pola asuh, stunting, balita, bima NTBAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status sosial ekonomi (SSE) dan pola asuh terhadap prevalensi stunting pada balita di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur, penelitian ini mengkaji berbagai sumber yang relevan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya stunting, serta bagaimana SSE dan pola asuh mempengaruhi tumbuh kembang balita. Berdasarkan hasil kajian literatur, ditemukan bahwa status sosial ekonomi yang rendah, yang tercermin dalam keterbatasan akses terhadap makanan bergizi, pelayanan kesehatan, dan pendidikan, berperan penting dalam meningkatkan risiko stunting. Selain itu, pola asuh yang tidak optimal, seperti kurangnya pemahaman orang tua tentang gizi seimbang dan pemberian makanan yang tepat, turut memperburuk kondisi stunting pada balita. Di sisi lain, pola asuh yang baik, seperti pemberian ASI eksklusif dan pemantauan tumbuh kembang yang berkala, dapat menurunkan prevalensi stunting. Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi pemangku kebijakan dan praktisi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran status sosial ekonomi dan pola asuh dalam pencegahan stunting di wilayah Bima-NTB.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Mukhlis Mukhlis (Author)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.