Analisis Variabilitas Termoklin di Perairan Indonesia dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Laut

Authors

  • Indra Gunawan Sekolah Staff dan Komando Angkatan Laut (SESKOAL), Indonesia Author
  • Nazil Syamtri Wibowo Sekolah Staff dan Komando Angkatan Laut (SESKOAL), Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.59613/rfmq7e07

Keywords:

Termoklin, Variabilitas, Perairan Indonesia, Ekosistem Laut, Suhu Permukaan Laut, Monsun

Abstract

Penelitian ini menganalisis variabilitas termoklin di berbagai perairan Indonesia dan dampaknya terhadap ekosistem laut. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki perairan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan sangat dipengaruhi oleh dinamika oseanografi. Termoklin, lapisan transisi di kolom air laut yang menunjukkan perubahan suhu yang signifikan dengan kedalaman, memiliki peran penting dalam menentukan distribusi vertikal dari berbagai parameter fisika dan biogeokimia perairan. Studi ini menggunakan data observasi dari beberapa stasiun penelitian laut di Indonesia, mencakup wilayah-wilayah seperti Laut Jawa, Selat Makassar, dan Laut Banda. Selain itu, analisis data satelit suhu permukaan laut (SPL) dan profil suhu vertikal digunakan untuk memahami pola dan variabilitas termoklin baik secara spasial maupun temporal. Metode analisis meliputi analisis statistik dan pemodelan hidrodinamika untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi kedalaman dan intensitas termoklin, seperti suhu permukaan laut, curah hujan, angin monsun, dan fenomena oseanografi global seperti El Niño dan La Niña. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi signifikan dalam kedalaman dan intensitas termoklin antara wilayah barat dan timur Indonesia, serta antara musim hujan dan kemarau. Di wilayah barat Indonesia, seperti Laut Jawa, termoklin cenderung lebih dangkal dan kurang stabil dibandingkan dengan wilayah timur seperti Laut Banda yang menunjukkan termoklin lebih dalam dan stabil. Variasi musiman yang disebabkan oleh perubahan angin monsun juga berpengaruh besar, di mana termoklin menjadi lebih dangkal selama musim hujan dan lebih dalam selama musim kemarau. Dampak dari variabilitas termoklin ini terhadap ekosistem laut sangat signifikan. Kedalaman dan stabilitas termoklin mempengaruhi distribusi vertikal nutrien, plankton, dan ikan pelagis. Pada kedalaman termoklin yang lebih dangkal, upwelling nutrien dari lapisan bawah meningkat, yang mendukung produktivitas primer dan kelimpahan plankton. Ini pada gilirannya mempengaruhi distribusi dan migrasi ikan pelagis, yang bergantung pada keberadaan plankton sebagai sumber makanan. Oleh karena itu, variabilitas termoklin memainkan peran kunci dalam produktivitas perikanan di perairan Indonesia. Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi pengelolaan sumber daya laut di Indonesia. Dengan memahami dinamika termoklin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengelolaan perikanan dan konservasi ekosistem laut dapat dilakukan secara lebih efektif. Studi ini juga menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan dan penelitian lebih lanjut untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi termoklin dan ekosistem laut di masa depan.

Downloads

Published

2024-08-02